Arfi Bambani Amri - detikcom
Jakarta - Ternyata aksi menambal jalan berlubang merupakan cara PKS mengkritik komentar Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto. Daripada membalas dengan komentar, lebih baik beraksi langsung.
"Wagub ngomong, mungkin mabuk itu yang jatuh-jatuh (karena lubang) itu. Itu tidak bertanggung jawab," kata Ketua Badan Humas DPW PKS DKI Jakarta, Dedi Supriadi, kepada detikcom, Minggu (16/3/2008).
PKS menilai komentar itu menunjukkan pemerintah DKI di bawah Gubernur Fauzi Bowo dan Wakil Gubernur Prijanto tidak menunjukkan tanggung jawabnya. Menurut PKS, sebagian besar korban yang meninggal akibat lubang adalah tulang punggung keluarga.
"Almarhum Suhendar itu anaknya tiga, istrinya sedang hamil. Bukannya dibantu malah Suhendar dibilang mabuk," kata Dedi.
Sehingga, selain aksi menambal jalan, PKS juga berencana membantu keluarga Suhendar. "Kita berencana membantu juga," imbuh Dedi.
Selanjutnya, PKS akan menunggu respons pemerintah DKI Jakarta. Jika tak ada respons memadai, PKS akan melakukan gerakan penambalan jalan yang lebih besar-besaran lagi.
"Daripada bikin kolam renang di jalan, lebih baik menambalnya," pungkas Dedi.
Jumat, 26 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar